Exosomes
Sebagai Pembawa Sistem Penghantaran Obat Baru Untuk Pentargetan Kanker
Pada tahun 1983 Harding et
al mengamati bahwa pits yang dilapisi clathrin dan dimediasi oleh endositosis transferin yang berlabel emas, jumlahnya menjadi sangat meningkat pada vesikel di dalam endosomes multivesikel non lisosom. Selain itu, mereka melaporkan bahwa
endosome ini, biasanya disebut badan
multivesikel (multivesicular body) menyatu dengan membran plasma dan pelepasan mereka dalam
vesikel melalui mekanisme eksositosis. Pada tahun 1987 Johnstone et al memperkenalkan istilah exosomes untuk menyebut pelepasan
vesikel ini.
Lebih dari satu dekade kemudian, exosomes di isolasi dari limfosit B dan menunjukkan
adanya karakteristik antigen, sehingga merangsang respon sel T. Sejak itu exosomes telah
terbukti dapat disekresikan oleh berbagai jenis sel termasuk sel
T, sel mast, sel dendritik, sel-sel tumor, sel mesenchymal dan sel endotel. Bersama dengan microvesicles yang lebih besar (100-1000 nm) yang terdapat
dalam membran
plasma, exosomes ditemukan dalam cairan tubuh yang
berbeda seperti plasma darah, urine, saliva, ASI, cairan lavage bronkial, cairan
tulang belakang otak, cairan ketuban
dan malignant ascites [5]. Exosomes termasuk ke dalam microvesicles (MVs) yang di sekresikan oleh sejumlah tipe sel baik dalam keadaan fisiologi yang normal ataupun dalam kondisi patologis yang berukuran dari sekitar 30 nm hingga 1000 nm [4].
dan malignant ascites [5]. Exosomes termasuk ke dalam microvesicles (MVs) yang di sekresikan oleh sejumlah tipe sel baik dalam keadaan fisiologi yang normal ataupun dalam kondisi patologis yang berukuran dari sekitar 30 nm hingga 1000 nm [4].
Exosomes mengandung komposisi
lipid
dan protein
spesifik
seperti messenger dan
mikro RNAs sehingga exosomes
memegang peranan
penting dalam proses komunikasi intraselular serta
berperan
penting dalam proses
fisiologis dan patologis. Exosomes
juga merupakan jenis mediator signal yang terlibat dalam sejumlah proses
fisiologi dan patologi dalam tubuh. Dengan demikian, exosomes berpotensi
sebagai biomarker baru yang dapat membantu dalam meningkatkan diagnostik pada
berbagai penyakit tergantung dari sifat exosomes yang dapat menstimulasi atau
pun yang dapat menekan fungsi sistem imun dan berperan dalam proses
degenerative. Oleh karena itu, exosomes yang disekresikan dari sumber sel yang
sesuai merupakan agent yang menjanjikan untuk strategi terapeutik baru. Exosomes
dapat berfungsi sebagai pembawa untuk menghantarkan obat, protein, siRNAs atau
molekul lain ke jaringan spesifik ataupun ke tipe sel tertentu [5].
Dalam 5 tahun terakhir, penelitian tentang exosomes mulai meningkat dan penelitian tersebut menjelaskan dan
membuktikan
bahwa exosomes memediasi singnalling intraselular dalam berbagai proses biologi yang berbeda. Selain itu, exoseomes dapat terlibat dalam patogenesis kanker dan penyakit degeneratif [5]. Pada penelitian yang terbaru, telah
menunjukkan bahwa vesikel ini dapat mentransfer atau membawa protein, DNA, RNA
coding dan RNA non coding ke sel yang lain atau pun sel yang jaraknya berjauhan
[4].
Pada prinsipnya, exosomes digunakan sebagai pembawa dalam penghantaran obat memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan sistem penghantaran sintetis yang ada.
Pertama, exosomes bisa berasal dari sel-sel
pasien sendiri, sehingga bersifat kurang imunogenik dibandingkan pembawa sistem penghantaran buatan. Kedua, exosomes memiliki fosfolipid bilayers, yang dapat langsung menyatu dengan target sel
membran
plasma, sehingga meningkatkan internalisasi selular obat. Ketiga,
exosomes berukuran kecil secara natural sehingga memungkinkan mereka
untuk menghindari fagositosis oleh sistem fagosit mononuklear dan memfasilitasi
ekstravasasi mereka melalui pembuluh
tumor dan selanjutnya berdifusi ke dalam
jaringan tumor.
Keuntungan dan kelebihan dari exosomes untuk aplikasi terapeutik kanker,
membuat exosomes menjadi sangat ideal digunakan sebagai pembawa untuk
menghantarkan obat yang terenkapsulasi, terutama agent kemoterapi [3].
Exosomes telah diusulkan sebagai
kandidat vaksin
untuk imunoterapi tumor.
Exosomes yang di hasilkan dari multivesicular body
mengandung protein selular tertentu yang dapat mengatur atau memodulasi
aktivitas sel dendritik, yang kemudian dapat meningkatkan imunogenitas dan
efikasi vaksin kanker berbasis exosomes. Penelitian
ini menunjukkan bahwa penggabungan protein
G virus stomatitis
vesikular (VSV-G) ke
dalam exosomes
like
vesikel
(ELVs) dapat meningkatkan
penyerapan mereka dan menginduksi pematangan sel
dendritik. VSV-G sebagai target dan
ovalbumin sebagai model antigen
untuk ELVs yang sama meningkatkan cross-presentation ovalbumin melalui mekanisme
pengasaman endosomal. Imunisasi tikus dengan VSV-G dan ovalbumin
mengandung ELVs dapat menyebabkan
peningkatan
respon antibodi IgG2a, ekspansi sel
T CD8 antigen
spesifik, respon yang kuat dari CTL
secara in vivo. Dengan demikian,
penggabungan VSV-G
dan pentargetkan
antigen ke ELVs
merupakan strategi yang menarik untuk meningkatkan
efektivitas vaksin
exosomes
dalam imunoterapi tumor. Dengan
demikian, penelitian ini berfungsi sebagai bukti konsep untuk menggunakan VSV-G
dalam meningkatkan
imunogenisitas vaksin exosomal. Pada saat yang sama,
penelitian ini memberikan pendekatan
yang lebih umum untuk tethering antigen non-exosomal
untuk exosomes dengan
menggabungkan antigen ke trans membran
dan domain intra
sitoplasmik dari
VSV-G
[2].
Penghantaran
obat tertarget
dengan
imunogenisitas dan toksisitas yang
rendah dibutuhkan untuk terapi
kanker. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa exosomes, merupakan
membrane vesikel endogen berukuran nano yang disekresikan oleh
sebagian besar jenis sel yang dapat
menghantarkan agent
kemoterapi seperti doxorubicin (Dox) ke jaringan tumor pada BALB/c tikus. Untuk mengurangi imunogenisitas dan
toksisitas, sel dendritik tikus yang belum
matang (imDCs) digunakan untuk produksi exosomes. Pentargetan tumor difasilitasi
oleh rekayasa imDCs untuk mengekspresikan penggabungan
protein membrane exosomes (Lamp2b) yang dikarakterisasi dengan
peptida iRGD
spesifik integrin αv
(CRGDKGPDC). Exosomes
di purifikasi dari imDCs yang memuat Dox melalui
elektroporasi, dengan efisiensi enkapsulasi hingga 20 %. Exosomes iRGD menunjukkan pentargetan yang sangat
efisien dan penghantaran
Doxorubicin ke sel kanker payudara positif integrin αv secara in vitro yang
ditunjukkan oleh imaging
confocal dan aliran cytometry. Injeksi
secara intravena penghantaran exosomes Doxorubicin yang ditargetkan ke jaringan tumor,
menyebabkan penghambatan pertumbuhan
tumor tanpa
toksisitas yang berlebih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa exosomes yang
dimodifikasi
dengan ligand target
dapat digunakan sebagai terapi
untuk penghantaran Doxorubicin untuk tumor sehingga
memiliki nilai potensi besar untuk
aplikasi klinis [3].
MicroRNAs
(miRNAs) telah digunakan
sebagai agen antikanker yang potensial, tetapi aplikasi klinis mereka terbatas oleh
kurangnya sistem penghantaran yang efektif untuk tumor.
Exosomes adalah vesikel kecil yang berperan penting dalam komunikasi
antar sel. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sintetis miR-143 dimasukkan ke dalam sel yang dilepaskan dalam keadaan terenkapsulasi dalam
exosomes dan miR-143
dalam bentuk exosomes ditransfer ke
dalam sel
osteosarcoma (tumor tulang).
Penghantaran
miR-143 dalam bentuk exosomes
secara signifikan mengurangi migrasi
sel osteosarcoma. Efisiensi penghantaran
miR-143 dalam bentuk exosomes lebih kecil
dibandingkan
dengan penghantaran yang
dicapai dalam
bentuk lipofection,
tetapi potensi migrasi sel osteosarcoma menunjukkan penghambatan yang sama dari kedua strategi
tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
exosomes dapat menghantarkan miR-143 sintetik dan berpotensi secara efisien
jika digunakan
sebagai sistem penghantaran fungsional. Meskipun
aplikasi terapeutik miRNAs dalam bentuk exosomes
membutuhkan pengujian
in vivo lebih lanjut,
namun miRNAs dalam bentuk exosomes
memiliki potensi tinggi
sebagai penghantaran miRNAs
dalam terapi suplement miRNA untuk berbagai penyakit,
termasuk kanker seperti osteosarcoma
[1].
Microvesicles derivate
sel (MV) juga telah
di gunakan sebagai
pembawa yang efisien untuk penghantaran small RNAs ke dalam sel target. Dalam penelitian
ini, telah di
karakterisasi
efek penghambatan siRNA TGF-β1 yang dihantarkan melalui MVs (L929 MVs) derivate sel fibroblast L929 tikus terhadap pertumbuhan dan
metastasis dari murinesel sarkoma 180 baik secara in vitro dan in vivo. Telah
ditemukan bahwa,
jika dibandingkan pada konsentrasi yang sama dari siRNA TGF-β1 bebas, dilihat
bahwa siRNA TGF-β1
yang
dihantarkan oleh
MVs L929 jauh lebih efisien menurunkan tingkat TGF-β1 dalam sel-sel tumor. Secara
fungsional, MVs yang
mengandung siRNA TGF-β1 secara signifikan menurunkan jumlah dan migrasi sel sarkoma 180 dan meningkatkan apoptosis dari sel tumor. Co-immunoprecipitation dengan Argonaute 2 (AGO2) melalui antibodi anti-AGO2 menunjukkan bahwa mayoritas siRNA TGF-β1 dalam MVs digabungkan dengan kompleks AGO2. Implantasi tumor menggunakan
model tikus
lebih lanjut menunjukkan bahwa injeksi intravena MVs yang mengandung siRNA TGF-β1 sangat menekan ekspresi TGF-β dan signal TGF-β1 dalam implant sel-sel tumor dan dengan demikian dapat menghambat pertumbuhan dan metastasis sel tumor
paru-paru. Sebagai kesimpulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terapi penghantaran
siRNA TGF-β1 oleh MVs derivate sel memberikan strategi yang efektif
untuk mengendalikan pertumbuhan dan metastasis sel tumor [4].
Pada kenyatannya, terapi menggunakan
mikrovesikel untuk menghantarkan siRNAs atau miRNAs memiliki keuntungan yang
lebih banyak di bandingkan dengan menggunakan treatment tradisional seperti liposome, virus dan nanopartikel
untuk menghantarkan siRNAs atau miRNAs. Keuntungan utama dari penggunaan mikrovesikel
adalah mikrovesikel merupakan derivate sel endogen, sehingga dapat mengurangi
toksisitas dan memiliki potensi yang lebih baik untuk tahan terhadap sistem
imun ketika diberikan sebagai penghantaran agen [4].
Untuk
aplikasi klinis terapi berbasis exosomes, pembuatan dalam skala yang besar dan karakterisasi secara menyeluruh
dari exosomes merupakan hal yang menantang bagi peneliti.
Meskipun Lamparski et al telah
menjelaskan
metode untuk pembuatan
dan karakterisasi exosomes untuk penggunaan klinis
yang berasal dari sel dendritik,
namun proses
tersebut membutuhkan usaha yang lebih besar dan intensif serta tetap
sulit untuk menghasilkan jumlah exosomes yang diperlukan
untuk penggunaan klinis.
Untuk
pengembangan kedepannya, dimungkinkan
untuk menghasilkan exosomes sintetis dalam jumlah
yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan klinis dan
fungsi yang sama dan diperoleh
dari sistem
biologi. Dengan
demikian, perbaikan teknologi akan meningkatkan
produksi exosomes yang dapat menjamin
pengembangan klinis dalam
penggunaan exosomes lebih lanjut [3].
Untuk pengembangan ke depan akan di teliti tentang tethering antigen non-exosomal
untuk exosomes dengan
menggabungkan antigen ke trans membran
dan domain intra
sitoplasmik dari
VSV-G. Ini
bisa menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan strategi
yang ada saat
ini, vaksin
berbasis exosomes telah
diuji terutama di bidang kanker dengan
mentargetkan antigen tumor selektif untuk exosomes setelah imunisasi
berbasis gen. Strategi
tersebut juga dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan vaksin terhadap
parasit intraseluler dan virus
yang berbasis exosomes [2].
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Shimbo, k., Miyaki,
s., Ishitobi, H., Kato, y., Kubo, t., Shimose, s., Ochi, m., 2014. Exosomes-formed
synthetic microRNA-143 is transferred to osteosarcoma cells and inhibits their
migration. Biochemical and Biophysical
Research Communications. Vol. 445,
p. 381–387
2.
Temchura, V, V., Tenbusch, M., Nchinda1, G., Nabi, G.,
Tippler, B., Zelenyuk, M., Wildner, O., berla, K, U., Kuate, S., 2008. Enhancement of immunostimulatory properties
of exosomal vaccines by incorporation of fusion-competent G protein of
vesicular stomatitis virus. Vaccine. Vol 26, p. 3662–3672
3.
Tian, Y., Li, S., Song,
J., Ji, T., Zhu, M., Anderson, G, J., Wei, J., Nie, G., 2014. A doxorubicin
delivery platform using engineered natural membrane vesicle exosomes for
targeted tumor therapy. Biomaterials
. Vol 35, p. 2383-2390
4.
Zhang, Y., Li, l., Yu,
J., Zhu, D., Zhang, Y., Li, X., Gu, H., Zhang, C, Y., Zen, K., 2014. Microvesicle-mediated delivery of
transforming growth factor b1 siRNA for the suppression of tumor growth in mice.
Biomaterials. Vol 35, p. 4390-4400
5.
Ludwig, A, K., Giebel,
B., 2012. Organelles in focus Exosomes: Small vesicles participating in
intercellular communication. The
International Journal of Biochemistry & Cell Biology. Vol. 44, p. 11–
15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar