Infeksi tulang (Osteomyelitis) kronis
adalah peradangan
tulang yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen terkait
dengan kerusakan jaringan tulang dan saluran
pembuluh darah. Peradangan ini ditandai dengan adanya leukosit dan makrofag yang berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan tulang. Penyempitan saluran pembuluh darah terjadi karena adanya proses inflamasi dan menyebabkan sebagian
tulang mati dan terinfeksi
(sequestrum)
akibat adanya gangguan dalam vaskularisasi [1].
Secara umum, osteomyelitis kronis tidak dapat disembuhkan tanpa adanya pembedahan pengangkatan sequestrum disertai terapi antibiotik yang diberikan secara intravena [1]. Namun, pembedahan
tidak dapat menjamin bahwa
jaringan yang terinfeksi benar-benar
diangkat
atau infeksi sebelumnya tidak
akan kembali [6].Sehingga pengobatan
osteomyelitis harus
melibatkan
kombinasi penggunaan antibiotik yang sesuai dengan pembedahan jaringan yang terinfeksi [6]. Terdapat kesulitan
dalam pengobatan osteomyelitis secara sistemik yang disebabkan kurangnya distribusi obat
antibiotik
di tempat
infeksi karena sirkulasi darah yang
terbatas dalam jaringan tulang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, pemberian antibiotik secara sistemik
harus dengan dosis yang tinggi
agar dapat memfasilitasi hingga ke tulang yang
terinfeksi [5]. Namun dengan cara ini tidak disukai
karena dapat menyebabkan efek
toksik seperti
ototoxicity dan nefrotoksisitas
serta
efek samping gastrointestinal. Kelemahan utama
inilah yang melatar belakangi pengembangan
penghantaran antibiotik
lokal sebagai pilihan yang efektif
untuk mengobati
osteomyelitis kronis [1, 6].
Polimer polimetilmetakrilat
(PMMA) telah digunakan dalam bedah tulang > 40 tahun sebagai sarana
implant prostetik dan baru-baru ini digunakan sebagai device penghantaran
local antibiotik
dosis tinggi untuk mengobati infeksi tulang. Polimetilmetakrilat
(PMMA) adalah polimer sintetis metil metakrilat yang digunakan sejak tahun 1940-an
ketika Schnebel pertama
kali menyadari bahwa polimerisasi dingin bisa dilakukan pada suhu kamar. Haboush adalah orang pertama
yang menggunakan PMMA secara klinis sebagai implant femoralis palsu pada pinggul di tahun
1951. Selanjutnya
Charnley
adalah orang yang pertama
menggunakan PMMA dalam memfiksasi
implant 2 komponen pinggul palsu pada
tahun 1960. Sejak saat itu, PMMA
tetap menjadi bahan pilihan untuk anchorage
komponen sendi prostetik
karena telah terbukti menjadi bahan permanen jangka panjang dan tidak menimbulkan efek
samping serius serta tidak membentuk ikatan
kimia langsung antara tulang
dan komponen prostetik. Buchholz
dan Engelbrecht adalah peneliti
yang pertama kali melaporkan penggunaan PMMA antibiotiks-loaded
cement. Antibiotik yang dimuat dalam sement (PMMA -ALC) untuk
pengobatan infeksi endoprostheses pinggul pada tahun 1970. Penggunaan PMMA-ALC kemudian di kembangkan
untuk pengobatan osteomyelitis
kronis. Pada 128 pasien, pengobatan osteomylitis
dengan cara ini dilaporkan memiliki tingkat
kesembuhan klinis 91,4 %. Saat ini, penggunaan PMMA-ALC meliputi
pengobatan luka jaringan lunak besar, osteomyelitis akut dan fraktur terbuka [3].
Efek
klinis menggunakan PMMA-ALC terhambat oleh fakta bahwa > 90 % dari obat
tetap terperangkap di dalam sement
polimer. Selain itu, sement polimer tidak biodegradable dan tidak
osteoconductive, oleh
karena itu harus dilakukan
prosedur pembedahan kedua untuk mengambil
sement polimer tersebut. Untuk
memecahkan masalah tersebut dan
memenuhi kebutuhan terkait dengan masalah pelepasan, maka harus di lakukan pendekatan dalam menemukan
system penghantaran yang tepat dan memenuhi criteria berikut, yaitu harus
biokompatibel, biodegradable dan memiliki sifat
osteoconductive yang pelepasannya memungkinkan
untuk dikontrol, berkepanjangan dan pelepasan antibiotik
mengikuti kinetika pelepasan orde-nol (zero orde) pada
tulang dan jaringan lunak tersebut [6]. Sejak
awal tahun 1970-an, teknologi pelepasan terkontrol telah menunjukkan kemajuan yang pesat dan mengatasi
kelemahan bentuk sediaan obat konvensional
[2].
Saat ini,
penelitian tentang penghantaran antibiotik sebagai pengobatan infeksi tulang terkonsentrasi pada penggunaan polimer
biodegradable sebagai pembawa antibiotik ke
tulang. Pembawa biodegradable
yang berupa polimer ini, tidak
hanya menyediakan konsentrasi
obat dalam jumlah tinggi pada pelepasan yang di kendalikan,
tetapi juga dapat melepaskan
seluruh
isi antibiotik tersebut.
Selain itu, tidak dilakukan pembedahan
kedua untuk pengangkatan kembali pembawa
[9]. Efektivitas
antibiotik yang di hantarkan secara lokal
menggunakan polimer
biodegradable telah dibuktikan secara
in
vitro
dan in vivo. Polimer biodegradable
yang dapat digunakan antara lain yaitu poli
(D, L-asam laktat), polylactide-co-glycolide,
copolimer dari L-laktida dan D,L-laktida, polianhidrida
bis– karboksi dan
asam sebacic, polikaprolakton dan polihidroksialkanoat. Polimer ini melepaskan antibiotik hingga 40 minggu secara in
vitro dan efektif selama beberapa
minggu secara in
vivo [1].
Pembawa antibiotik
biodegradable yang juga sering
diteliti adalah poli (asam laktat)
(PLA) dan/atau poli (asam glikolat) (PGA) [9]. Telah dikembangkan PCL (poly
caprolactone) dan
PLA berbasis lapisan polimer yang berfungsi sebagai reservoir untuk dua antibiotik. Tiga lapisan
berturut-turut ofloxacin-PCL, rifampisin-PCL
dan lapisan
dari polimer tanpa obat PCL-PLA sebagai kontrol.
Pendekatan
ini dilakukan
dengan
metode bio fungsionalisasi yang bisa dikembangkan
untuk spesialisasi bedah ortopedi
ataupun bedah lainnya dengan
modulasi obat, profil pelepasan atau pun perangkat medis [10].
Studi
coating polimer
biodegradable yang terbuat dari asam polylactic (PLA) dan
kopolimer asam glikolat menunjukkan profil
pelepasan
sampai 12 hari setelah
terpapar lingkungan berair. Keuntungan
tambahan seperti coating
pada permukaan implant adalah
relatif mudah di mana polimer dapat diterapkan ke seluruh permukaan menggunakan
teknik dip-coating sederhana.
Implant
dapat dicelupkan beberapa
kali dalam larutan polimer
dan antibiotik untuk mencapai lapisan polimer yang padat atau tebal. Bahan
coating biodegradable
lain yang telah diteliti dalam beberapa tahun terakhir yaitu biopolimer
berbasis rosin alam
dan polyhydroxyalkanoates. Polimer ini menunjukkan pembentukan coating
dan sifat mikroenkapsulasi yang baik.
Pelepasan
ciprofloxacin selama 90 hari dengan
90% dari obat
dikemas dengan kompatibilitas yang baik secara in vivo. Polyhydroxyalkanoates
dicampur dengan
Sulperazone® (cefoperazone) dan
Duocid ® (ampisilin)
dalam bentuk batang telah menunjukkan hasil yang menjanjikan
dalam pengobatan implant terkait osteomyletis
menggunakan
model kelinci [14].
Sistem nanopartikel
polimer biodegradable
(NP) yang di
lapisi chitosan juga
dikembangkan sebagai
sistem penghantaran alternatif
untuk implant titanium.
Terdapat beberapa
alasan yang mendukung untuk
penggunaan chitosan
sebagai coating
untuk implant titanium, salah satunya karena jika chitosan
terprotonasi dalam larutan asam, maka muatan
positif dapat meningkatkan adhesi sel dan beberapa studi telah melaporkan
kemampuannya untuk meningkatkan
pertumbuhan lini sel tertentu, seperti
osteoblast [7]. Selain itu, chitosan
merupakan biopolimer yang memiliki
biokompatibilitas dan sifat
fisikokimia yang sangat baik serta
ketersediaan komersial dengan biaya yang relative rendah [13]. Pada
penelitian ini antibiotik dimuat dalam nanopartikel
yang di coated dengan chitosan
untuk implant titanium diusulkan sebagai penghantaran yang efisien untuk ciprofloxacin
secara
in situ. Kebaruan utama dari sistem ini
adalah kombinasi dari SBE7m-β-CD (chitosan
sebagai coated permukaan) dan γ-CD
(dapat secara efisien menggabungkan
antibiotik) dalam formulasi sistem penghantaran obat [7].
Telah
dilakukan pengembangan
sistem penghantaran
lokal menggunakan polimer biodegradable poli (D, L-asam
laktat asam-co-glikolat) (PLGA) untuk pelepasan kombinasi
asam fusidic
(FA) (atau garamnya natrium, SF) dan
rifampisin (RIF) menggunakan metode electrospinning. Sistem
penghantaran obat
lokal ini terdiri
dari nanofibers
electrospining
yang memuat FA/SF
+ RIF dengan enkapsulasi
antibiotik yang baik (~ 75% -100%) dan pola pelepasan
biphasic. Semua
formulasi menunjukkan
aktivitas antimikroba
secara in vitro terhadap S.
epidermidis, dan
dua strain
MRSA, tetapi bakteriostatik terhadap
S. aureus lebih
dari 48 jam.
Formulasi mengandung
FA/SF 10% (b/b) dan
RIF 5% (b/b) mampu mengurangi
jumlah bakteri >
99,9%, secara
in
vivo menggunakan model
tikus. Electrospining
nanofibers PLGA biodegradable dengan kombinasi dari FA/SF dan RIF merupakan pendekatan
yang efektif untuk penghantaran
obat lokal dan
pencegahan infeksi [12].
Telah
diteliti tentang
deposisi lapisan
tipis yang mengandung polimer biodegradable yang berfungsi sebagai pembawa untuk agent antimikroba dengan metode matrix
assisted pulsed laser evaporation
(MAPLE). MAPLE adalah teknik laser yang didasarkan pada sebuah pendekatan
cryogenic untuk mentransfer bahan
organik dan polimer ke dalam substrat dengan cara "dilindungi". Pada penelitian ini,
lapisan tipis poli
(d,l-laktida)
(PDLLA) dan
poli (1,3- bis-(p-carboxyphenoxy
propana)-co-(anhidrida
sebacic)) 20:80 gentamisin
sulfat dengan struktur tipis berlapis-lapis menggunakan MAPLE telah dilaporkan. Lapisan tipis yang mengandung PDLLA dan
beberapa konsentrasi gentamisin disusun menggunakan MAPLE. Studi ini menunjukkan bahwa MAPLE adalah pendekatan yang menjanjikan untuk
pengendapan poliester biodegradable yang mengandung agent antimikroba [4].
Telah di laporkan pada
sistem penghantaran obat
lokal baru yang menggabungkan lipid spesifik dan polimer. Sistem
BonyPid (BNP) mampu melepaskan obat dengan stabil pada laju
pelepasan (zero-order) untuk lama waktu yang telah ditentukan yaitu hingga
30 hari. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua
obat dilepaskan atas waktu yang ditentukan dan pelepasan obat
mampu membunuh bakteri pada pengujian in vitro
dan in
vivo. Hasil ini menunjukkan
bahwa kombinasi polimer/lipid
memiliki potensi sebagai sistem penghantaran obat untuk
mengobati infeksi bakteri
pada tulang,
termasuk osteomyelitis [6].
Polimer siklodekstrin baru di
teliti sebagai
pembawa yang menjanjikan untuk penghantaran
antibiotik. Dalam studi ini, hidroksiapatit (HA) digunakan sebagai matriks implant
dan pembawa agent
antibiotik untuk pengobatan infeksi tulang, karena komposisi kimianya sangat mirip dengan fase mineral
tulang. Hidroksiapatit
dicampur dengan polimer hidroksipropil-β-siklodekstrin
(β CD HP) kemudian di cross
link dengan
asam butanetetracarboxylic. Kemudian implant
ini direndam
dengan larutan ciprofloxacin hidroklorida atau vankomisin hidroklorida
dan dikeringkan pada 37◦C
[5].
Sistem
fungsional dari bahan
implant dengan antibiotik melalui
polimer siklodekstrin memberikan profil
pelepasan
berkelanjutan atau
mengikuti kinetika pelepasan zero orde setelah
implantasi. sehingga studi ini menunjukkan
bahwa sistem ini diciptakan
bisa efisien memperpanjang
pelepasan ciprofloxacin dan vankomisin, yang
menawarkan pengembangan
ke dalam aplikasi diperpanjang untuk antibiotik,
agen antikanker, dan agen terapeutik lainnya [8].
Polimer sebagai penghantaran lokal antibiotik, dapat menghantarkan antibiotik dalam konsentrasi yang cukup
dengan pelepasan diperpanjang dan terkontrol serta efektif untuk membunuh
mikroorganisme sehingga mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Formulasi
polimer yang mengandung antibiotik dapat melindungi agent antibiotik dari bakteri
resistant dan enzim yang dihasilkan oleh bakteri tersebut serta dapat meningkatkan
elastisitas komposit implant [5,
11]. Untuk pengembangan ke depannya
difokuskan pada pencapaian dalam pelepasan yang baik dan memastikan bahwa efek terapeutik yang di inginkan dapat di capai dengan efek samping yang rendah. Selain itu, penelitian
ke depannya ditujukan untuk penggunaan antibiotik dari golongan yang lebih kompleks, seperti
macrolides, tetrasiklin dan aminoglikosida, karena sangat sedikit contoh yang ditemukan dalam literature terkait penggunaan antibiotik
dari golongan tersebut. Pengembangan
polimer degradable hydrolytically (Misalnya,
polianhidrida, poliester) akan mengurangi potensial efek
samping. Sehingga dapat di kembangkan terapi penggunaan
polimer yang mengandung antibiotik di kombinasikan dengan penggunaan golongan obat lain
(misalnya, anti-inflamasi, analgesik) untuk
melawan infeksi,
peradangan dan rasa
sakit serta
dapat berpotensi untuk prosedur bedah dan implantasi
[15].
DAFTAR PUSTAKA
1. Miyaia, T., Itoa, A., Tamazawaa, G.,
Matsunoa, T., Sogob, Y., Nakamurac, Y., Yamazakic, A., and Satoha, T., 2008.
Antibiotic-loaded poly-e-caprolactone and porous b-tricalcium phosphate
composite for treating osteomyelitis. Biomaterials,
Vol. 29, p. 350–358
2. Pichavant, L., Amador, G., Jacqueline, C., Brouillaud, b., Héroguez, V.,
and Durrieu, M.,., 2012. pH-controlled delivery of gentamicin sulfate from
orthopedic devices preventing nosocomial infections. Journal of Controlled Release, Vol. 162, p.373–381
3. Schade, V., and Roukis, T., 2010. The Role of Polymethylmethacrylate
Antibiotic–loaded Cement in Addition to Debridement for the Treatment of Soft
Tissue and Osseous Infections of the Foot and Ankle. The Journal of Foot & Ankle Surgery, Vol. 49, p.55–62
4. Cristescua, R., Dorciomana, P., Miroiua, F., Socola, G., Mihailescua, L., Gittardb, S.,
Millerb, P., Narayanb, R., Enculescuc, M., and Chriseyd.., 2013. Antimicrobial
activity of biopolymer–antibiotic thin films fabricated by advanced pulsed
laser methods. Applied Surface Science.
Vol. 278, p.211–213
5. Hoang, T., Chaia, F., Leprêtrea, S., Blanchemaina, N., Martela, B.,
Siepmanna,F., Hildebranda, H., Siepmanna, J., and Flamenta, M., 2010. Bone
implants modified with cyclodextrin : Study of drug release in bulk fluid and
into agarose gel. International Journal
of Pharmaceutics. Vol. 400, p.74–85
6. Emanuel, N., Rosenfeld, Y., Yaakov, O., Applbaum, H., Segal, D., and
Barenholz, Y., 2012. A lipid-and-polymer-based novel local drug delivery
system—BonyPid™: From physicochemical aspects to therapy of bacterially
infected bones. Journal of Controlled Release. Vol. 160, p. 353–361
7. Belmontea,
M, M., Cometab, S., Ferrettia, C., Iattac, R., Trapanid, A., Cecic, E., Falconie, M., Gigliof, E., 2014. Characterization and cytocompatibility of
anantibiotic/chitosan/cyclodextrins nanocoating on titanium implants. Carbohydrate
Polymers. Vol. 110, p.173–182
8. Lepreˆtre, S., Chai, F., Hornez, J, C., Vermet, G., Neut, C., Descamps,
M., Hildebrand, h., Martel, B.,. 2009.
Prolonged local antibiotics delivery from hydroxyapatite functionalised with
cyclodextrin polymers. Biomaterials. Vol.
30. P. 6086–6093
9. Kluin, O, S., Mei, H, C., Busscher, H, J., Neut, D, L., 2009. A
surface-eroding antibiotic delivery system based on poly- (trimethylene
carbonate. Biomaterials. Vol. 30, p.
4738–4742
10. Guillaume, O., Garric, X., Lavigne, J, P., Berghe, H., Coudane, J.,
2012. Multilayer degradable coating as a carrier for the sustained release of
antibiotics: Preparation and antimicrobial efficacy in vitro. Journal of Controlled Release. Vol.
162, p.492–501
11. Belcarza, B., Zimab, A., Ginalskaa., G. 2013.
Biphasic mode of antibacterial action of aminoglycoside antibiotics-loaded
elastic hydroxyapatite–glucan composite. International
Journal of Pharmaceutics. Vol. 454. p. 285– 295
12. Gilchrist, S., Lange, D., Letchford, K., Bach, H., Fazli, L., Burt, H.,
2013. Fusidic acid and rifampicin co-loaded PLGA nanofibers for the prevention
of orthopedic implant associated infections. Journal of Controlled Release. Vol. 170, p.64–73
13. Zargarian, S., and Haddadi, V., 2010. A Nanofibrous Composite Scaffold of PCL/Hydroxyapatite-chitosan/PVA
Prepared by Electrospinning. Iranian
Polymer Journal, Vol. 19, p. 457-468
14.
Kerimoglu, O., and Alarcin, E., 2012. Poly(Lactic-co-glycolic acid) based drug delivery devices for tissue
engineering and regenerative medicine. ANKEM Derg. Vol. 26,
p.86-98
15. Stebbins, N., Ouimet, M., Uhrich, K., 2014. Antibiotic-containing
polymers for localized, sustained drug delivery. Advance drug
delivery reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar